Film Kingdom of Heaven persiapan dan kesabaran adalah Kunci
Tempat ini dari dulu menjadi tempat konflik perebutan tiga agama Mayoritas yaitu Islam, Kristen dan Yahudi.
Karena di Sana terdapat ada tempat dan bangunan yang dianggap penting atau suci bagi ketiga agama tersebut.
Latar waktu film ini terjadi pada saat Salahudin Al Ayubi akan menaklukkan Yerussalem.
Walaupun diambilnya dari Angle pasukan Salib Prancis, namun di sini saya mencoba menjelaskan bagaimana Sang Penakluk Yerusalem Salahudin berstrategi.
Saat sebelum terjadi penaklukan Yerusalem oleh Salahuddin kondisi di Sana masih di kuasai pasukan Salib Raja Baldwin IV dari Francis.
Namun daerah-daerah kota sekitar di Kuasai Salahudin dengan dengan 200.000 Pasukannya. Dengan kata lain Yerusalem dikepung pasukan Salahudin.
Karena di Sana ada castil pertahanan yang kokoh Salahudin belum mau untuk menguasai kota Yerusalem yang di dalamnya ada mesjid Al Aqsha.
Sehingga terjadi balance kekuasaan, dan gencatan senjata pun terbentuk dalam sebuah perjanjian dengan raja Baldwin IV.
Salah satunya di sana 3 agama bebas melakukan Ibadahnya lalu di sana perekenomian di lakukan secara profesional antara agama juga.
Setelah perjanjian damai terbentuk selama bertahun-tahun atau kurang lebih 10tahun. Karena raja Baldwin IV sakit parah yaitu Kusta.
Mulailah kekuasaan digoyang pihak keluarga Kerajaan lainnya. Hingga akhirnya pihak keluarga Kerajaan lain sengaja melakukan pelanggaran perjanjian yaitu menyerang dan membunuh rombongan pedagang muslim.
Tentu saja ini membuat marah Salahudin dan Raja Baldwin IV.
Salahudin dengan segera dengan 200.000 pasukan datang ke Yerusalem tempat Kota suci tersebut.
Dan bertemulah dengan raja Baldwin IV, Salahudin dan Raja kemudian bernegosiasi. Salahudin ingin Raja menyerahkan tempat tersebut.
Namun dia menolak dan ia hanya akan menghukum orang yang telah menyerang rombongan tersebut. Negosiasi gagal dan mereka sepakat untuk perang.
Raja dan Salahudin sebenarnya mereka selow dan berteman cukup baik. Buktinya Salahudin menawarkan dokter terbaiknya untuk merawat raja.
Cuma pihak keluarga Kerajaan lainnya yang rakus ingin sengaja perang dengan Salahudin.
Setelah deal perang walaupun pasukan Salahudin sudah tiba di depan castil tempat adanya tempat suci tersebut.
Dia tidak bergegas atau rusuh menyerang castil. Dia Sadar perang akan butuh persediaan air dan manajemen kelelahan karena sudah berjalan jauh dan panas-panas.
Walaupun sudah di desak pihak Kerajaan dari Kesultanan karena Janji menaklukkan Al Aqsha, Salahudin tetap tidak bergeming dan bersabar tidak melancarkan serangan.
Ternyata konflik di dalam Raja Baldwin IV terlebih muncul, Raja meninggal dan perebutan kekuasaan pun terjadi.
Akhirnya Kekuasaan jatuh kepada yang sebelumnya telah melakukan pelanggaran membantai pedagang muslim.
Nah disini benar-benar muncul sifat sombongnya neh si Raja Baru, dia langsung membantai muslim lagi di daerah-daerah Yerusalem bahkan Adiknya Salahudin pun menjadi korban karena kebetulan berada di sana.
Ini tentu membuat Murka Salahudin, Namun sebelum Salahudin ke Castil. Dengan sombongnya Raja baru pengganti Baldwin ini malah sengaja menantang perang ke tempat Salahudin berkemah.
Padahal Dia tidak terlalu tahu Medan dan langsung pergi saja. Mereka kemudian berjalan berhari-hari, Kepanasan dan kelelahan.
Ya, sesuai dugaan teman-teman pembaca Pasukan Salib tersebut dibantai dengan mudah oleh pasukan Salahudin dan Raja barunya menjadi tontonan memalukan. Tentu saja membunuh Raja yang membunuh adik Salahudin.
Walaupun menang pasukan Salahudin bersabar agar musuh ke luar dari Sarangnya dan persiapankan dengan matang perbekalan perang dan manajemen kelelahan.
Kemudian Salahudin bergegas ke Castil ke tempat masjid Al Aqsha. Justru cobaan ada di sana walaupun tidak ada pasukan Salib lagi.
Di sana di jaga seorang ksatria yaitu pemeran utama di film ini. Dia coba menjaga Castil walaupun kalah segalanya hanya punya benteng kokoh.
Dia menjadikan penduduk Castil menjadi ksatrianya dan ikut membantu mempertahankan.
Di sini Salahudin dibuat repot untuk masuk ke Castil selain kokohnya Castil juga ksatria dadakan juga bertempur dengan baik.
Buruh-butuh berhari-hari untuk bisa tembus Castil bahkan banyak korban dari pihak muslim.
Mungkin disini lah kenapa ada ksatria yang tangguh dari pihak musuh agar pihak muslim bisa Syahid.
Nah setelah bisa tembus Castil dan Salahudin hampir akan menang, Salahudin malah menawarkan kesepakatan.
Dia menawarkan ke ke satria tersebut untuk membolehkan membawa semua penduduk di dalamnya dingungsikan tanpa perlu ada paksaan seperti masuk Islam dan jadi tawanan perang.
Akhirnya dia mau dan Itulah penaklukan Salahudin tentang Al Aqsha, Persiapan dan kesabaran adalah Kunci
Komentar
Posting Komentar